Suara Islam

Jumat, 30 September 2016

Islam Akan Menjadi Agama Terbesar di China, Ini Buktinya Berdasarkan Survei





Selama ini berita tentang penindasan pemerintah komunis RRC terhadap Muslim Uighur menghiasi banyak media, namun diam-diam di dalam tubuh rakyat RRC sendiri, Islam tengah tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Dan hebatnya, Islam tumbuh di kalangan usia produktif, yakni di usia bawah 30 tahunan.
Menurut survei yang dilakukan Sekolah Tinggi Filsafat di Renmin University of China, Islam memiliki jumlah pengikut terbesar dari kalangan warga Tiongkok di bawah usia 30 tahun, melebihi agama Buddha dan Katolik di negara terbesar di Asia tersebut.
“Islam cenderung memiliki demografis yang lebih muda,” kata Wei Dedong, profesor studi Buddhis di Sekolah Tinggi Filsafat di Renmin University of China, yang berpartisipasi dalam pengamatan itu, kepada Global Times, seperti yang dimuat oleh OnIslam.net (11/7).
Wei melanjutkan, mayoritas Muslim di RRC berasal dari kelompok etnis minoritas, dan biasanya seorang muslimah dari kelompok itu melahirkan beberapa anak. “Anak-anaknya juga akan menjadi Muslim sementara sangat langka untuk menemukan orang dewasa berpindah ke Islam.”
Berdasarkan Survei Agama RRC 2015, Islam punya jumlah pengikut tertinggi dari kalangan anak muda. Sekira 22,4 persen dari mereka berusia di bawah 30 tahun. Setelah Islam, Katolik mengikuti dengan 22 persen. Sementara itu, lebih dari setengah penduduk Tiongkok berusia di atas 60 tahun memeluk agama Buddha dan Taoisme. Survei  itu dilakukan terhadap 4.382 orang di lokasi keagamaan di 31 wilayah yang dikumpulkan pada 2013 hingga 2015.

 Beberapa bulan yang lalu, sebuah studi baru menemukan bahwa jumlah umat Islam diperkirakan akan melampaui orang Kristen sebanyak 1 persen setelah 2070. Menurut penelitian tersebut, jumlah umat Islam akan hampir sama dengan umat Kristen pada pertengahan abad ini, dengan peningkatan 30 persen pemeluk Islam.

gambar wanita islam di cina
Sumber: muslimjuara.org


Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 13.24 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 25 September 2016

Hati-hati Terhadap Doa Orang yang Dizalimi / Teraniaya.


## WOW.. KUDA dan PEMELIKNYA adalah satu paket ##
Prabowo Subianto sang pencinta Imam Ali AS. Kasihan Gerindra selalu dipaksa “untuk di zhalimi” Seperti halnya para Imam, mereka tidak lepas dari keteraniayaan, begitu pula sang Ketua Umum Gerindera penggemar KUDA sebagai mana para imam, seakan tak kan terganti dan akan dijaga sampai mati. Meski Allah melarang kita mendoakan orang lain agar celaka / dapat bencana, namun khusus terhadap orang-orang yang dizalimi / dianiaya Allah membolehkannya. Jadi saat seseorang dizalimi dan disakiti dan dia mendoakan orang yang menyakitinya agar ditimpa musibah, Allah akan mengabulkannya. Allah swt telah berfirman:
لا يحب الله الجهر بالسوء من القول إلا من ظلم وكان الله سميعا عليما
” Allah tidak suka seseorang mengatakan sesuatu yang buruk kepada seseorang dengan terang-terangan melainkan orang yang dizalimi maka dia boleh menceritakan kezaliman tersebut ; dan Allah itu maha mendengar dan maha mengetahui.” ( 148 : an-Nisa)
Jadi meski ada orang yang kafir atau jahat, hendaknya kita tetap berlaku adil. Tidak berlebihan dan menzalimi mereka. Sebab doa orang yang teraniaya meski mereka itu kafir dan jahat, tetap dikabulkan oleh Allah SWT. Dari Mu’az ra. berkata: Aku diutus oleh Rasulullah saw. lalu Beliau saw. bersabda: Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari ahli kitab, maka ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah patuh untuk melakukan itu, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam setiap sehari semalam. Jika mereka telah patuh untuk melakukan itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka, kemudian diberikan kepada yang miskin. Jika mereka telah patuh untuk melakukan itu, jauhilah harta mereka. Peliharalah diri kalian dari doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa tersebut dengan Allah.
(Muttafaq ‘alaih). Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Ada tiga doa mustajab (dikabulkan) yang tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya. (HR Abu Daud dan al-Tirmizi. al-Tirmizi berkata: Hadis hasan). Hadis dari Anas r.a , Rasulullah saw bersabda:
اتق دعوة المظلوم وإن كان كافرا فإنه ليس دونها حجاب
“Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang yang dizalimi sekalipun dia adalah orang kafir. Maka sesungguhnya tidak ada penghalang diantaranya untuk diterima oleh Allah.” Hadis riwayat Ahmad – sanad hasan
Hadis dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
دعوة المظلوم مستجابة وإن كان فاجرا ففجوره على نفسه
“Doa orang yang dizalimi adalah diterima sekalipun doa dari orang yang jahat. Kejahatannya itu memudaratkan dirinya dan tidak memberi kesan pada doa tadi.” Hadis hasan riwayat at-Tayalasi
Hadis dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah saw bersabda:
اتق دعوة المظلوم فإنها تصعد إلى السماء كأنها شرارة
“Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke langit amat pantas seumpama api marak ke udara.” (Hadis riwayat Hakim – sanad sahih)
Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 04.57 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 22 September 2016

Detik-Detik Hari Terakhir Seorang Penyair



HARI TERAKHIR SEORANG PENYAIR
Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu
Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun luruh, lebih bisu
Ada matahari lewat mengendap, jam memberat dan hari menunggu
Segala akan lengkap, segala akan lengkap, Tuhanku
Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tak tersua
Kemudian hari pun rembang dan tanpa cuaca
Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia
Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia

Usia 960 tahun. Setelah hidup selama 960 tahun dan sudah pula memiliki banyak keturunan, tibalah saatnya Nabi Adam as untuk bertemu Allah SWT. Ibnu Katsir berkata: "Para ahli sejarah telah menceritakan bahwa Adam as tidak akan meninggal kecuali ia sudah meliaht keturunannya, dari anak, cucu, cicit terus ke bawah yang jumlah mencapai 400 ribu jiwa." Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya:
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[1] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[2], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Penjelasan ayat:
[1] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[2] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Konon,
Nabi Adam as jatuh sakit beberapa hari hingga pada hari Jumat datanglah malaikat untuk mencabut nyawanya sekalian bertakziah mengungkapkan bela sungkawa kepada pemegang wasiatnya yaitu Syits.
Nabi Adam as Dishalati Malaikat.
Ubay bin Ka'ab meriwayatkan.
Sesungguhnya ketika akan datang wafat, Nabi Adam as berkata kepada anak-anaknya,
"Wahai anak-anakku, sesungguhnya aku menginginkan buah dari surga."
Maka, pergilah anak-anak beliau untuk mencari buah dari surga.
Ketika dalam perjalanan, mereka bertemu dengan para malaikat yang membawa kain kafan, ramuan minyak wangi untuk mayat, kapak, cangkul dan keranda.
Para malikat itu berkata kepada anak-anak Adam as,
"Wahai anak-anak Nabi Adam as, apa yang kalian kehendaki dan apa yang kalian cari?"
"Bapak kami sedang sakit, ia menginkan buah dari surga," kata salah satu anak Adam as.
"Kembalilah kalian, sungguh saat ini telah datang keputusan kematian bagi bapakmu," kata malaikat.
Sesaat kemudian, malaikat sudah mendatangi nabi Adam as.
Ketika mereka tiba di rumah, Siti Hawa kaget sesaat sebelum akhirnya mengerti maksud kedatangan malaikat tersebut.
"Wahai Adam, minta tangguhlah kematianmu," kata Ibu Hawa.
"Pergilah engkau dariku, sungguh aku diciptakan sebelummu. Biarkan nyawaku dicabut oelh para malaikat Rabbku," kata Nabi Adam as.
Akhirnya,
Para malikat mencabut nyawa Nabi Adam as pada hari Jumat. Para malaikat memandikannya, mengkafani, mengoleskan ramuan minyak wangi serta menggali liang kubur untuk Adam as.
Selanjutnya mereka menyalatinya lalu memasukkannya ke liang kubur dan menempatkannya di liang lahat.
Para malaikat juga meratakan tanah kuburnya.
Lalu para malaikat berkata,
"Wahai anak Adam, inilah tuntunan bagi kalian pada orang mati di antara kalian."
Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 17.23 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Detik-Detik Hari Terakhir Sang Penyair




HARI TERAKHIR SEORANG PENYAIR
Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu
Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun luruh, lebih bisu
Ada matahari lewat mengendap, jam memberat dan hari menunggu
Segala akan lengkap, segala akan lengkap, Tuhanku
Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tak tersua
Kemudian hari pun rembang dan tanpa cuaca
Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia
Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia



Usia 960 tahun. Setelah hidup selama 960 tahun dan sudah pula memiliki banyak keturunan, tibalah saatnya Nabi Adam as untuk bertemu Allah SWT. Ibnu Katsir berkata: "Para ahli sejarah telah menceritakan bahwa Adam as tidak akan meninggal kecuali ia sudah meliaht keturunannya, dari anak, cucu, cicit terus ke bawah yang jumlah mencapai 400 ribu jiwa." Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya:
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[1] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[2], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Penjelasan ayat:
[1] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[2] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Konon,
Nabi Adam as jatuh sakit beberapa hari hingga pada hari Jumat datanglah malaikat untuk mencabut nyawanya sekalian bertakziah mengungkapkan bela sungkawa kepada pemegang wasiatnya yaitu Syits.
Nabi Adam as Dishalati Malaikat.
Ubay bin Ka'ab meriwayatkan.
Sesungguhnya ketika akan datang wafat, Nabi Adam as berkata kepada anak-anaknya,
"Wahai anak-anakku, sesungguhnya aku menginginkan buah dari surga."
Maka, pergilah anak-anak beliau untuk mencari buah dari surga.
Ketika dalam perjalanan, mereka bertemu dengan para malaikat yang membawa kain kafan, ramuan minyak wangi untuk mayat, kapak, cangkul dan keranda.
Para malikat itu berkata kepada anak-anak Adam as,
"Wahai anak-anak Nabi Adam as, apa yang kalian kehendaki dan apa yang kalian cari?"
"Bapak kami sedang sakit, ia menginkan buah dari surga," kata salah satu anak Adam as.
"Kembalilah kalian, sungguh saat ini telah datang keputusan kematian bagi bapakmu," kata malaikat.
Sesaat kemudian, malaikat sudah mendatangi nabi Adam as.
Ketika mereka tiba di rumah, Siti Hawa kaget sesaat sebelum akhirnya mengerti maksud kedatangan malaikat tersebut.
"Wahai Adam, minta tangguhlah kematianmu," kata Ibu Hawa.
"Pergilah engkau dariku, sungguh aku diciptakan sebelummu. Biarkan nyawaku dicabut oelh para malaikat Rabbku," kata Nabi Adam as.
Akhirnya,
Para malikat mencabut nyawa Nabi Adam as pada hari Jumat. Para malaikat memandikannya, mengkafani, mengoleskan ramuan minyak wangi serta menggali liang kubur untuk Adam as.
Selanjutnya mereka menyalatinya lalu memasukkannya ke liang kubur dan menempatkannya di liang lahat.
Para malaikat juga meratakan tanah kuburnya.
Lalu para malaikat berkata,
"Wahai anak Adam, inilah tuntunan bagi kalian pada orang mati di antara kalian."
Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 16.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 19 September 2016

R, Guntur Mahardika: Muhammadiyah is an organization flexible and up to date



Muhammadiyah Established in 1912 by Kyai Haji Ahmad Dahlan, Muhammadiyah is Indonesia's oldest Islamic organization and promotes a modern Islam free of superstition and syncretism. Muhammadiyah and its affiliated women's organization, Aisyiyah, have an estimated 29 million members. Muhammadiyah and Aisyiyah (M/A), though technically autonomous, work closely together on social programs throughout Indonesia. The two organizations have collaborated to build schools and universities, as well as hospitals and clinics. M/A have also been instrumental in Indonesia's successful family planning program. USAID supported the family planning efforts of M/A for 35 years, and in 2006 the organizations took full responsibility for these programs. Dr. Din Syamsuddin served as Muhammadiyah general chairman from 2010 to 2015 and in 2011 led Muhammadiyah's condemnation of the Ahmadiyya, an Islamic reform movement whose teachings Muhammadiyah considers unorthodox and heretical. Although M/A are peaceful organizations, they have done little to address religious violence.

Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 14.28 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 07 September 2016

Ghadir Khum: Sejarah Yang Mustahil Untuk Diingkari


ghadir khum 
Allah Swt berfirman: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu), berarti kamu tidak menyampaikan risalah/agama-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah: 67)
Peristiwa pengangkatan Imam Ali sebagai pengganti dan penerus kepemimpinan Islam pasca Nabi saw, terjadi di tempat yang bernama Ghadir Khum, yang terletak di kawasan antara Mekkah dan Madinah di dekat Juhfah, sekitar 200 km dari Mekkah.
Peristiwa besar yang menggemparkan sejarah ini, terjadi pada bulan terakhir tahun ke-10 Hijriah, setelah Rasul saw menjalankan Haji Perpisahan/Terakhir (Hajjatul Wada’). Semua sahabat sadar bahwa sebentar lagi wahyu akan terputus dari mereka. Ini adalah saat-saat terakhir kebersamaan mereka dengan Nabi Besar Muhammad saw.
Dalam sebagian riwayat, Haji Perpisahan/Terakhir tersebut juga disebut dengan hajjatul ikmal wa itmam (haji lengkap dan sempurna), karena setelah ayat ke-67 dari surah al Maidah tersebut diamalkan oleh Rasul saw dimana beliau secara resmi mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib tinggi-tinggi sehingga terlihat bagian dalam lengan beliau dan bersabda:
“Man kuntu maula fa hadza ‘aliyyun maula” (Barangsiapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, maka ia pun harus menjadikan Ali sebagai pemimpinnya),
maka turunlah ayat berikut sebagai happy ending dakwah beliau:
“Pada hari Ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah: 3).
Sebelum Rasulullah saw mengangkat Ali sebagai penggantinya, beliau menyampaikan pidato panjang di Ghadir Khum, dimana di antaranya beliau menjelaskan posisi dirinya dan ahlul baitnya, khususnya Imam Ali. Dan di akhir orasinya, Nabi saw mendoakan Ali secara khusus:
“Jadikanlah kebenaran selalu berada bersama Ali.”
Ini adalah kalimat terbaik, terindah dan memiliki makna paling dalam yang diucapkan Nabi di saat itu. Rasul saw menjadikan Ali sebagai mizan (timbangan) kebenaran. Dengan kata lain, untuk mengetahui sesuatu itu benar maka ia harus kita ukur dengan Ali, bukan sebaliknya. Yakni salah besar kalau kita mengukur Ali dengan kebenaran. Sebab Ali adalah manifestasi sempurna kebenaran itu sendiri. Kalau kita mengukur Ali dengan kebenaran maka ini namanya “jeruk makan jeruk”. Sabda agung Nabi saw tersebut yang ditujukan kepada Imam Ali tak ubahnya sabda beliau yang dialamatkan kepada putri semata wayangnya, Fatimah az Zahra: “
“Ridha Allah terletak pada keridhaan Fatimah dan murka-Nya pun terletak pada kemurkaan Fatimah.”
Sebagaimana Ali, Fatimah yang notabene istri tercinta Ali adalah tolak ukur kebenaran. Sesuatu menjadi benar ketika Fatimah meridhainya, dan sesuatu menjadi batil ketika Fatimah memurkainya. Siapapun yang membuat marah Fatimah maka sejatinya ia sedang membuat marah Allah, dan siapapun yang membuat Fatimah tertawa maka ia sedang membahagiakan Allah.
Peristiwa Ghadir dengan pelbagai redaksi dan kisahnya mungkin dapat dilupakan, namun ia tak dapat diingkari begitu saja seperti apa yang dilakukan oleh Fakrur Razi, penulis tafsir Mafatihul Ghaib. Mungkin Fakrur Razi puyeng bila menerima konsekuensi logis dari kejadian Khadir Khum, sehingga karena itu beliau dengan enteng menganggap peristiwa itu tidak pernah ada dalam lembaran sejarah.
Sementara itu, Ahmad bin Hanbal bukan hanya tidak menolak peristiwa tersebut, bahkan beliau berpendapat bahwa Nabi saw menyampaikan hadis, “Man kuntu maula….” sebanyak 4 kali. Nabi saw juga memerintahkan supaya mereka yang hadir dan menjadi saksi sejarah di Khadir Khum menyampaikan pesan penting beliau itu kepada mereka yang tidak hadir.
Allah Swt berfirman :
“Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu) berarti kamu tidak menyampaikan agama-Nya.”
Berkenaan dengan ayat di atas, di sini ada pertanyaan kritis dan penting: Kira-kira hal apa yang belum secara resmi disampaikan Nabi saw, sehingga beliau diancam oleh Allah Swt bila tidak menyampaikannya maka seluruh jerih payah dakwah beliau selama 23 tahun akan menjadi sia-sia?! Bukankah perintah shalat, zakat, puasa, haji, jihad dll sudah dengan gamblang dijelaskan oleh Baginda Rasul saw?.
Bukankah menurut jumhur ahli tafsir bahwa surah al Maidah adalah termasuk surah yang terakhir turun kepada Nabi saw?, Sehingga ketetapan/hukum apa yang masih perlu disampaikan oleh Rasul saw di Haji Perpisahan tersebut? Ketetapan apa gerangan yang bila Nabi saw mengamalkannya agama menjadi lengkap dan sempurna? Tidak lain adalah ketetapan seputar pemimpin dan imam umat sepeninggal beliau yang menjaga agama dari penyimpangan dan kekaburan pemahaman.
Bukti Kebenaran Peristiwa Ghadir Khum dan Hadis Man Kuntu Maula
Allamah Amini dalam kitab monumentalnya Al Ghadir, menyebutkan seluruh perawi hadis Man Kuntu Maula yang diucapkan Nabi saw di Ghadir Khum, tidak kurang dari 110 sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut, di antaranya Thalhah, Zubair, Abu Bakar dll.
Dan 84 perawi hadis tersebut dari generasi kedua, yakni tabiin. Bahkan peristiwa Ghadir Khum dan hal-hal yang terkait dengannya, diabadikan dalam 360 kitab Ahlus Sunah. Jadi, status hadis Man Kuntu Maula bukan hanya mutawatir (diriwayatkan oleh banyak perawi dan tak ada keraguan perihal kesahihannya), tetapi fauqa mutawatir (di atas mutawatir).
Polemik Seputar Makna Man Kuntu Maula
Seperti yang kami tegaskan, bahwa Peristiwa Ghadir Khum tidak dapat dihapus dari kening sejarah, dan pengingkaran terhadap hal tersebut berangkat dari fanatisme mazhab yang sempit atau kebodohan yang akut.
Maka perdebatan berkaitan dengan Ghadir Khum bukan berkisar pada benar tidaknya Nabi saw mengangkat tangan Imam Ali tinggi-tinggi dan membacakan hadis: Man Kuntu Maula, namun perselisihan pendapat hanya mengacu pada makna dan pemahaman dari hadis tersebut. Syiah punya makna dan pemahaman tersendiri terhadap hadis tersohor tersebut, sedangkan Ahlu Sunah juga memiliki persepsi dan pemahaman tersendiri.
Beberapa Indikasi Yang Menunjukkan bahwa Maula berarti Pemimpin
Indikasi Pertama: 
Nabi saw menyampaikan hadis Man Kuntu Maula di hadapan ribuan sahabat, tua-muda, laki-perempuan di musim panas yang menyengat, dan di gurun pasir yang tandus selepas manasik haji, dan memerintahkan mereka yang meninggalkan kafilah untuk kembali bergabung bersama beliau, dan mereka yang tertinggal di belakang, untuk segera mempercepat langkahnya untuk menyusul beliau hanya untuk mengatakan bahwa:
“siapa yang menjadikan beliau sebagai sahabatnya maka dia pun harus menjadikan Ali sebagai sahabatnya”
atau
“siapa yang menjadikan beliau sebagai kekasihnya maka ia pun harus menjadikan Ali sebagai kekasihnya”?!
Bukankah mereka sudah tahu bahwa Ali adalah ahlul bait Rasul saw yang harus dicintai dan disayangi? Lalu mengapa Rasul saw perlu bersusah payah mengumpulkan mereka hanya untuk menyampaikan masalah ini menjelang akhir kehidupan beliau?!
Indikasi Kedua: 
Ayat al yauma akmaltu (al maidah 3) turun berkaitan dengan peristiwa Ghadir Khum, lalu apakah agama menjadi sempurna dengan Rasul saw menjadikan Ali sebagai sahabat dan penolongnya?
Indikasi Ketiga: 
Turunnya ayat Iblagh (al Maidah 67). Apakah Nabi saw diancam oleh Allah Swt bila tidak mengatakan kepada umat bahwa mereka harus menjadikan Ali sebagai sahabat dan mencintainya maka agama tidak sempurna dan dakwah beliau sia-sia?
Indikasi Keempat: 
Khalifah Abu Bakar dan Umar, juga sahabat Usman, Thalhah dan Zubair dengan tanpa sungkan-sungkan mengucapkan selamat (tabrik) kepada Imam Ali atas terpilihnya ia sebagai pemimpin umat Islam pasca Nabi saw. Ucapan selamat dikatakan kepada seseorang bila seseorang mendapatkan maqam yang tinggi, bukan karena ia dikenal sebagai sahabat yang harus dicintai. (Perihal ucapan selamat sahabat-sahabat senior terhadap Imam Ali atas kedudukannya sebagai pemimpin umat pasca Nabi saw, dapat Anda temukan dalam tafsir at Tsa`labi berkaitan dengan ayat al Maidah 67, dimana Tsa`labi tegas-tegas menyatakan bahwa ayat tersebut terkait dengan Peristiwa Ghadir Khum. kita juga bisa lihat dalam Musnad Ibn Hanbal 6, hal. 401, al Bidayah wa an Nihayah juz 5 hal. 209).
Indikasi Kelima: 
Hasan bin Tsabit adalah penyair pertama Ghadir. Setelah Nabi saw menyampaikan hadis Man Kuntu Maula, ia memimta izin kepada Nabi saw untuk membacakan syair terkait peristiwa besar tersebut. Dalam salah satu baitnya, disebutkan: “Qum ya `alyyun fa innani radhitu min ba`di imaman wa hadiya” (bangkitlah wahai Ali, aku meridhai engkau sebagai imam dan pemberi petunjuk sesudahku). Maka sahabat Hasan bin Tsabit sebagai seorang yang hidup di zaman Nabi saw dan dekat dengan masa turunnya wahyu lebih mengetahui sastra Arab ketimbang mereka yang mengartikan kata “maula” dengan sahabat/penolong atau budak yang dibebaskan dll. [Ghadir Khum: Sejarah Yang Mustahil Untuk Diingkari]
Diposting oleh R. GUNTUR MAHARDIKA di 11.54 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

R. GUNTUR MAHARDIKA
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2018 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2017 (16)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2016 (75)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (29)
    • ▼  September (6)
      • Islam Akan Menjadi Agama Terbesar di China, Ini Bu...
      • Hati-hati Terhadap Doa Orang yang Dizalimi / Teran...
      • Detik-Detik Hari Terakhir Seorang Penyair
      • Detik-Detik Hari Terakhir Sang Penyair
      • R, Guntur Mahardika: Muhammadiyah is an organizati...
      • Ghadir Khum: Sejarah Yang Mustahil Untuk Diingkari
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (6)
    • ►  Februari (4)
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.