Jumat, 14 Oktober 2016

Imam 12 Syi'ah Berdasarkan Petunjuk Wahyu atau Berdasarkan Wasiat Imam Sebelumnya



Darimana sebetulnya syi'ah mengetahui siapa-siapa saja imam ma'shumnya yang berjumlah 12 itu ? Ketika syi'ah mendakwa untuk mewajibkan mengimani 12 imam ma'shum, maka sangat penting untuk mengetahui siapa-siapa saja 12 imam ma'shum tersebut. Bahkan kalau memang 12 imam ma'shum ini perkara pokok dalam aqidah, maka seharusnya ada ayat yang menetapkannya. Tetapi sayangnya tidak ada ayat yang menjelaskannya. Dan ketika merujuk kepada riwayat-riwayat hadits, faktanya tidak ada yang bisa membuktikan keshahihannya, dimana masalah tersebut sudah pernah kita tanyakan di forum-forum. Silahkan ikuti disini : Adakah Bukti Berupa Hadits Sahih dari Rasulullah Saw Yang Menyatakan Nama-nama 12 Imam Syiah ?.
Dan ketika tidak ada bukti berupa hadits shahih berkaitan dengan penetapan nama-nama 12 imam syi'ah , ternyata terdapat suatu riwayat shahih dari imam ma'shum, dimana kalau dicermati riwayat tersebut menunjukkan bahwa imam ma'shum tidak mengetahui bahwa 12 imam itu pernah ditetapkan (menurut syi'ah) oleh Rasulullah Saw.
Mari kita lihat al-Kafi karya al-Kulaini, pada Juz 1 Kitabul Hujjah Bab al-Umur al-lati tujibu hujjata al-Imam as - hadits pertama :
بَابُ الْأُمُورِ الَّتِي تُوجِبُ حُجَّةَ الْإِمَامِ - عليه السلام
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنِ ابْنِ أَبِي نَصْرٍ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي الْحَسَنِ الرِّضَا ( عليه السلام ) إِذَا مَاتَ الْإِمَامُ بِمَ يُعْرَفُ الَّذِي بَعْدَهُ فَقَالَ لِلْإِمَامِ عَلَامَاتٌ مِنْهَا أَنْ يَكُونَ أَكْبَرَ وُلْدِ أَبِيهِ وَ يَكُونَ فِيهِ الْفَضْلُ وَ الْوَصِيَّةُ وَ يَقْدَمَ الرَّكْبُ فَيَقُولَ إِلَى مَنْ أَوْصَى فُلَانٌ فَيُقَالَ إِلَى فُلَانٍ وَ السِّلَاحُ فِينَا بِمَنْزِلَةِ التَّابُوتِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ تَكُونُ الْإِمَامَةُ مَعَ السِّلَاحِ حَيْثُمَا كَانَ
Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn Abi Nasr berkata: Aku telah berkata kepada Abu al-Hasan al-Ridha a.s : Apabila seorang imam mati, maka dengan apa dikenalinya imam setelahnya ? Maka beliau a.s telah berkata : Imam mempunyai beberapa tanda, diantaranya : anak laki-laki yang paling tua, mempunyai keutamaan dan wasiat. Dan rombongan musafir akan berkata : Kepada siapakah fulan telah memberi wasiat ? Maka dijawab : Kepada fulan. Dan senjata pada kami seperti kedudukan tabut pada Bani Israel. Imamah adalah bersama senjata di mana ia berada.
al-Majlisi muhaddits kalangan syi'ah imamiyah mengatakan hadits tersebut shahih.
باب الأمور التي توجب حجة الإمام عليه السلام
(الحديث الأول)
صحيح
Point-point yang perlu diperhatikan pada riwayat hadits diatas :
1. Seorang syiah bertanya kepada imam Ma'shum : Jika seorang imam meninggal, dengan apa dikenali imam setelahnya ?. Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa si penanya tidak pernah mendengar bahwa 12 imam itu sudah ditetapkan nama-namanya bahkan dengan nasab yang jelas.
2. Maka apa jawaban dari imam Ma'shum ? Apakah imam Ma'shum mengingkari pertanyaan tersebut ? Ketika imam Ma'shum tidak menyalahkan pertanyaan tersebut, itu menunjukkan bahwa hal tersebut yang ditanyakan bisa saja terjadi, yaitu bahwa setelah seorang imam meninggal, maka orang-orang tidak mengenali atau mengetahui siapa imam berikutnya.
3. Apa yang berlaku antara imam satu dengan imam selepasnya adalah berdasarkan wasiat.
  • Mengapa imam Abul Hasan as tidak memberitahukan penetapan 12 imam oleh Rasulullah Saw ? Apakah imam Abul Hasan Hasan juga tidak mengetahuinya ? Mengapa imam Ma'shum justru malah menyebutkan salah satu tanda seorang imam adalah wasiat dari imam sebelumnya ? 
Hal tersebut menunjukkan bahwa penetapan 12 imam syi'ah oleh Rasulullah Saw tidak pernah ada, kecuali berasal dari riwayat palsu dan bertentangan dengan riwayat shahih diatas. Dan riwayat shahih milik syi'ah diatas menunjukkan bahwa penetapan imam syi'ah antara satu dengan lainnya adalah berasal dari wasiat imam sebelumnya.
Tetapi jadi timbul pertanyaan, apa yang dijadikan dasar oleh seorang imam ketika mewasiatkan penggantinya ? Apakah itu berdasarkan wahyu atau ijtihad ?

  

Berikut adalah riwayat lainnya dalam bab yang sama, dimana pada bab tersebut terdapat tujuh riwayat, dimana kualitasnya menurut al-Majlisi muhaddits syi'ah imamiyah sbb :
Hadits 1 : shahih
Hadits 2 : hasan
Hadits 3 : hasan
Hadits 4 : shahih
Hadits 5 : shahih
Hadits 6 : majhul
Hadits 7 : dha'if
Dari penilaian al-Majlisi diatas yang majhul dan dha'if ditinggalkan saja, silahkan dilihat hadits pertama sampai dengan kelima :
Hadits Pertama :
Sudah ditulis diatas.
Hadits Kedua :
Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin al-Husain, dari Yazid Sya'r, dari Harun bin Hamzah, dari 'Abd al-A'la berkata: Aku telah berkata kepada Abu Abdillah a.s :  orang yang mengaku di dalam perkara ini sebagai imam, apakah hujah atasnya ? Beliau a.s telah berkata : ditanya kepadanya tentang halal dan haram. Perawi telah berkata: Beliau a.s mendatangiku dan berkata: Tiga hujah yang tidak akan berhimpun pada seseorang melainkan dia adalah pemilik urusan ini. Dia hendaklah menjadi orang yang paling layak selepas orang sebelumnya. Dia mempunyai senjata [al-silaah] di sisinya. Dia mempunyai wasiat zhahirah, yang mana jika anda mendatangi satu kota, tanyalah masyarakat disitu dan anak-anak : Kepada siapakah fulan telah berwasiat ? Mereka akan berkata: Kepada fulan bin fulan.
Hadits Ketiga :
Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi 'Umair, dari Hisyam bin Salim dan dari Hafs bin al-Bakhtari, dari Abu Abdillah a.s berkata: Dikatakan kepadanya : Dengan apakah seorang imam diketahui ? Beliau a.s telah berkata : Dengan wasiat  zhahirah dan keutamaan . Sesungguhnya seorang imam tiada seorangpun dapat mencelanya pada mulut, perut atau kemaluannya seperti dikatakan sebagai seorang pembohong, memakan harta orang ramai dan seumpamanya.
Hadits Keempat :
Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin Isma'il, dari Ali bin al-Hakam, dari Mu'awiyah bin Wahb berkata: Aku telah berkata kepada Abu Ja'far a.s : Apakah alamat (tanda) seorang imam selepas seorang imam ? Beliau a.s telah berkata: Kesucian kelahiran (thaharah al-Wiladah), asal yang baik, tidak membuat sesuatu tanpa tujuan dan tidak membuat sesuatu untuk bermain-main"
Hadits Kelima :
Ali bin Ibrahim, dari Muhammad bin Isa, dari Yunus, dari Ahmad bin Umar, dari Abu al-Hasan al-Ridha a.s, berkata: Aku telah bertanya kepadanya tentang tanda pemilik urusan ini, maka beliau a.s telah berkata : Tandanya adalah : Umur lebih tua, keutamaan dan wasiat. Jika mereka yang musafir memasuki satu kota, maka mereka berkata : Kepada siapakah fulan telah berwasiat ? Akan dijawab : Fulan bin fulan dan bersama senjata di mana ia pergi. Adapun orang yang hanya menjawab saja, maka itu bukanlah Hujjah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar